ini katanya sih, yaa bener gaknya tergantung yang usaha :)
If she's amazing, she won't be easy. If she's easy, she won't be amazing. If she's worthy, you won't give up. If you give up, you aren't worthy.
The truth is everyone is going to hurt you, All you gotta do is finding the ones worth suffering for.
No matter what happens in life, be good to people. Being good to people is a wonderful legacy to leave behind
Jumat, 07 November 2014
Kamis, 06 November 2014
My Unforgotable Moment
When I was eleven years old, I once fell from my bike. After
getting a new bicycle from my father, I was very happy for I had a new bicycle.
Then, I always rode my bicycle with my friends to go to around my village.
Every day we rode our bicycle to go to school together.
One day, in the early morning when I wanted to go to school, I left
my home after breakfast. My friends had waited for me to go to school together.
There is a little down way in front of my house for a motorcycle or a bicycle.
Then, I passed it with front brake of my bicycle. Actually, my bicycle turned
up and fell flip over on the ground. I felt my left hand was broken in that
time. So, I cried loudly till my parents very shocked and confused.
My father immediately brought me to go to the midwife. In my
village, the doctor was so far in the another village. So, the Midwife checked
my hand and she said to my father to bring me to the masseur. Then, he brought
me to the masseur and the masseur said that my hand was bent. He massaged my
hand until my hand well.
For that accident, I did n’t enter class for one week. After getting
well, I went school with my father every day for he is a teacher in my school
also. My father forbade me to ride bicycle for sometimes. So I could n’t have
ridden my bicycle again with my friends a long time. And I felt so sad when I
saw my friends rode their bicycle. It was a long time to get my hand well like
a usual. Sometimes, I fell traumatic if
I ride a bicycle.
That
was an unforgotable moment in my life. Actually, I really miss my childhood so
much and I miss to ride bicycle together
with my friends.
Jumat, 31 Oktober 2014
BIMBINGAN DAN KONSELING
( BIMBINGAN KONSELING )
PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA ANAK
OLEH :
NIKMATUL
KHOIRIAH
1313042056
PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
A.
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING SECARA PRIBADI DAN KELOMPOK
Pengertian Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari
pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya
interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan
sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang
bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
Pengertian Konseling Pribadi
Konseling pribadi atau individual adalah merupakan salah satu
pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini
pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke
muka, atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi
ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan
konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang
berfikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang di
selenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta
terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh
keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu individu agar dapat
menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan
perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada pengungkapan dan pemahaman
masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan
masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
B.
CONTOH KASUS PADA ANAK
1.
KASUS ANAK YANG KECANDUAN VIDEO GAME
Andi adalah seorang siswa SMP kelas 2, sebenarnya ia anak yang
berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, anak berusia 12 tahun ini
tidak pernah bisa lepas dari permainan video game yang memang sudah menjadi
kegemarannya sejak masih kecil.
Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk.
Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk.
o Penyelesaian
Seperti yang kita ketahui bahwa anak – anak memang menyukai game
atau permainan. Pada zaman sekarang ini banyak kita temui anak – anak sudah
bisa mengoperasikan alat elektronik seperti komputer dan handphone. Karena kita
tahu bahwa salah satu tugas perkembangan anak smp adalah mengenal kemampuan,
bakat dan minat serta arah kecendrungan karir. Pada saat ini, anak smp sudah
belajar bagaimana cara mengoperasikan alat elektronik agar bisa mengembangkan
bakat dan kemampuannya. Pada anak tersebut, ia beranggapan bahwa itu hanyalah
sekedar hobi, tetapi hal ini semakin lama membuat anak tersebut kecanduan sehingga
ia lebih memilih untuk bermain game daripada bermain dengan teman sebayanya dan
mengganggu aktivitas belajarya sebagai seorang siswa. Untuk menyelesaikan
masalah ini anak tersebut harus di bimbing melalui bimbingan kelompok dengan cara
seperti :
1.
Sediakan
waktu dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika
Anda sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang
“sakit” dan perlu ditemani.
2.
Berusaha
memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang
dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
3.
Adakan
pertemuan anggota keluarga di rumah, membuat aturan penggunaan komputer,
segenap anggota keluarga wajib mematuhinya. Banyak orangtua, baik dari pihak
ayah atau ibu melarang anak-anaknya menggunakan komputer, tapi mereka sendiri
justru asyik ber-online ria, kirim email, bahkan main mahyong online, seperti
anak kecil mencuri sayur yang baru matang di meja dan sebagainya. Karena itu,
anak-anak pun menganggap kalau aturan yang dibuat itu khusus ditujukan kepada
mereka, sehingga mereka pun berontak. Jika seluruh anggota keluarga mematuhi
aturan penggunaan komputer, maka anak-anak yang kecandua game juga tidak akan
berdaya karena terikat aturan yang disepakati bersama.
4.
Jika
membatasi anak-anak online tapi juga memaksanya belajar, hasilnya pasti buruk.
Sebaiknya atur beberapa kegiatan keluarga atau hobi lainnya yang dapat menarik
perhatian anak-anak untuk meninggalkan meja komputer sejenak, pasti akan
menghasilkan efek yang tak terbayangkan. Misalnya bermain bersama, main bola,
jalan santai, atau main kartu dan sebagianya, selain bermanfaat secara jasmani
dan rohani juga dapat meningkatkan interaksi antara sesama anggota keluarga,
dan efek terapi sebagai pengganti ini biasanya bermanfaat positif bagi segenap
anggota keluarga.
2.
KASUS ANAK YANG SULIT BERGAUL
Iqbal
adalah anak siswa kelas 2 SD, ia adalah murid yang selalu minder dengan teman –
temannya. Ia lebih suka duduk menyendiri pada saat anak yang lain bermain
dengan teman - temannya. Setelah di selidiki ternyata ia terbiasa sendiri saat
dirumah dan hanya ada pembantu, orang tuanya memang jarang dirumah karena sibuk
bekerja menyebabkan ia sulit untuk berteman dan lebih suka menyendiri.
o Penyelesaian
Dalam kasus ini ada sebab akibat yang ditimbukan oleh keadaan sekitar
anak tersebut. Hal itu disebabkan oleh kurangnya interaksi didalam keluarga
sehingga menyebabkan anak tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain
seperti teman sebayanya. Anak menjadi seperti malu dan sulit untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya. Perasaan malu tersebut yang semakin lama
membuat anak tersebut menjadi sulit untuk mempunyai teman dan bergaul dengan
orang lain. Hal ini menggangu adanya tugas perkembangan anak yaitu Belajar
bergaul dengan teman sebaya dan Mengembangkan sikap yang positif terhadap
kelompok sosial. Untuk membantu anak tersebut mengatasi perasaan malunya,
ketika dirinya hendak berinteraksi sosial atau bergaul, maka hal-hal yang perlu
kita lakukan memberikan konseling secara kelompok dengan mengarahkan orang –
orang disekitarnya agar membantunya bersosialisasi dan membimbing orang tuanya
agar lebih memperhatikan anaknya dengan cara:
1.
Sering-sering
mengajak anak berinteraksi atau berbicara.
Di sela-sela waktu kita harus aktif mengajak anak bicara. Bicara
tentang apa saja. Meskipun anak tidak menjawab, teruslah berusaha. Bertanya
tentang kagiatan di rumah, tentang keluarga, makanan kesukaan dan sebagainya. Mungkin
awalnya cara ini tidak berhasil. Tapi kita harus melakukanya secara rutin. Jika
terlihat anak mulai mau tersenyum saat kita ajak bicara, maka itulah awal
keberhasilan kita. Artinya anak itu mulai nyaman. Berhentilah berbicara sebelum
anak bosan. Cobalah ajak bicara lagi di lain waktu mungkin dengan topik yang
berbeda pula.
2.
Berusaha
memahami kecemasan anak.
Kita harus mengetahui pemicu perasaan malu anak, apakah bersumber
dari rasa bersalah atau karena merasa kurang percaya diri atau merasa
kemampuannya yang kurang dan di bawah standar. Jika kita telah mengetahui
sumber pemicu perasaan malu anak, maka kita perlu memberi dukungan emosional
pada anak, agar dirinya memiliki keberanian untuk berinteraksi dan menepis
perasaan malu anak tersebut.
3.
Membantu
anak untu lebih mengenal dirinya.
Pujian adalah sumber kekuatan yang dapat membangkitkan rasa
percaya diri anak. Kita dapat menunjukkan atau menyebutkan sesuatu yang
dimiliki anak. Dengan menunjukkan kelebihan yang dimiliki anak dapat
membangkitkan kekuatan dan keberanian anak menjadi modal anak untuk tampil
lebih percaya diri. Anak yang menyadari dirinya mempunyai kekuatan atau
kelebihan, berarti dirinya siap untuk dapat bersosialisasi dan berkumunikasi
dengan orang lain.
4.
Mengajarkan
anak untuk mahir bertanya dan bersikap terbuka.
Kita pun perlu membimbing anak, bagaimana cara bertanya atau etika
bertanya yang baik, agar orang yang ditanya tidak tersinggung, jengkel atau
marah. Bagaimana cara bertanya dengan santun dan nada suara yang tidak
menyinggung perasaan orang yang ditanya.
5.
Untuk
besikap lebih adaptif dan agresif.
Untuk bersikap lebih agresif dan adaptif maksudnya adalah membantu
anak untuk memiliki keberanian dalam membangun serangkaian relasi pertemanan
dengan teman bermainnya. Kita dapat membimbing dan mendorong anak untuk selalu
aktif memulai pendekatan-pendekatan pada temannya dengan menepis perasaan tak
enaknya, sungkannya dan takutnya. Untuk itu, anak membutuhkan kemahiran
menyapa, menegur atau bertanya.
6.
Mau
berempati.
Kita dapat melatih anak untuk memiliki empati terhadap orang lain,
agar anak memiliki dasar perilaku sosial. Anak kita biasakan untuk mengenal,
memahami dan menanggapi perasaan, pikiran dan pengalaman orang lain, agar
terbentuk dalam diri anak perasaan sense belonging (Perasaan
Kebersamaan), sehingga anak mudah tersentuh dan peduli terhadap kebutuhan orang
lain.
7.
Membiasakan
anak berada ditengah – tengah teman sebayanya.
Untuk membiasakan anak senang bergaul atau berteman, maka anakpun
mutlak dibiasakan berada di tengah-tengah teman sebayanya, untuk bermain dan
sebagainya, seperti di play group atau di lingkungan sebaya seputar tempat
tinggalnya. Anak kita latih dan biasakan menghadapi bermacam-macam karakter
anak. Dengan sendirinya anak belajar berinteraksi, bermain dan beradaptasi
dengan bermacam-macam karakter anak.
8.
Mengembangkan
sikap toleransi anak dalam berteman.
Agar anak dapat bermain dengan asyik dengan teman-temannya, maka
anak kita arahkan tidak boleh memaksakan kehendaknya pada temannya. Anak harus
dapat memperhatikan dan mendengar keinginan-keinginan temannya. Begitu juga,
anak diarahkan, agar dapat menghargai pendapat temannya.
3.
KASUS ANAK YANG KURANG SOPAN TERHADAP ORANG LAIN
Ada sebuah permasalahan yang dialami oleh seorang ibu yang mempunyai
anak yang sulit diatur, ia suka membantah dan tidak peduli dengan lingkungan
sekitarnya. Berikut adalah deskripsi kasus yang ditullisnya,
“Anak saya berusia 7 th,
namun saya pusing dengan kata2nya pada saat dia marah pada temannya. Saya dan
ayahnya kaget luar biasa karena pada saat kami berlibur dengan keluarga besar
dan dia marah dengan sepupunya dia mengungkapkan dengan kata- kata yang kasar
dan tidak sopan. Kami sangat malu, dan sungguh itu pengalaman pertama kami
mendengarnya, selama ini tidak pernah. Saya mulai menyelidiki dari mana dia
mendapat kata2 tsb, ternyata dari teman2nya di sekolah dan salah satunya adalah
temannya yang selalu bermain ke rumah kami setiap pulang sekolah, bahkan bisa
sampai satu harian di rumah kami, kalau tidak kami suruh pulang anak tsb tidak
pernah mau pulang dan itu pun susah sekali.”
o Penyelesaian
Pada anak tersebut, masih bisa dikatakan bahwa tingkahnya masih
seperti anak normal lainnyaa. Tetapi, ia belum terlalu mengetahui hal – hal
yang baik yang harus dikatakan pada saat berkata dengan orang lain yang harus
lebih dihormati. Ia mengalami gangguan dalam menerapkan tugas perkembangan
yaitu mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. Dalam hal ini,
ia harus lebih banyak dibimbing secara kelompok dengan cara memanfaatkan orang
terdekatnya agar mengajari bagaimana berperilaku yang kebih sopan kepada orang
lain dalam perkataan dan juga perbuatan. Hal ini juga bisa dibantu dengan cara
:
1.
Bimbing
anak mengucapkan “terima kasih” kepada orang-orang yang sudah memberinya
pertolongan atau sesuatu, misalnya hadiah. Kata “tolong” saat akan meminta
bantuan kepada orang lain. Kata “maaf” bila melakukan kesalahan, misalnya
memukul teman. Kata “permisi” bila akan melewati orang yang lebih tua
atau masuk ke kamar orang lain.
2.
Jika
ia tetap tidak mau mengucapkan, jangan permalukan anak di depan orang lain
meski niat Anda adalah mengingatkan dan memintanya mengucapkan “terima kasih”.
3.
Gunakan
cara yang halus untuk mengingatkan anak, misalnya dengan mengatakan,
“Sepertinya kamu lupa, ya, mengucapkan terima kasih
setelah Ayah berikan hadiah tadi”.
4.
Hindari
menolak keinginan anak hanya karena ia tak mengucapkan kata "tolong".
Kamis, 30 Oktober 2014
Iniii salah satu tugas gw di sekolah wkwk..yapsss bikin essay ttg kenapa dan kenapa?..
gw pun gatau kenapa suruh bikin tugas kaya gini, ya gapapa lah namanya juga belajar wkwk >..<
Ini dia cekidot..
NB. kalo ada yg salah boleh bgt dikoreksi ;)
gw pun gatau kenapa suruh bikin tugas kaya gini, ya gapapa lah namanya juga belajar wkwk >..<
Ini dia cekidot..
NB. kalo ada yg salah boleh bgt dikoreksi ;)
WHY DO PEOPLE NEED EDUCATION
Every day we get a new knowledge. After we born every people surrounding
us have been educating many things. Automatically we get education from our
parents, school, and our environment. We have to get this almost because we
have to know every thing and there may have some purposes like :
We need education to prepare for work and fulfilling every aspects
of life. We see that every people need education to support in their work. If
they don’t have any knowledge in their mind, they will find difficulties to
find a job. Every job needs people who have good mind and knowledge. For
examples we know that people who want to
be a doctor or an architect, they need more knowledge how to get their
occupations. Then, they must take some educations to reach their dreams.
The education is also for life supporting as a human being. It is
like a food for our mind and our needs in our life Every people must know about
the advancement of the era. People need to know many things like health, how to
make some thing, how to use some technologies and engineering tools to help us in
our work. Those technologies are like a gadget, a computer, transportation
tools or machines in our house. This is why the people need to know every thing
is important because if they don’t know the effects or the function of some
thing, they will be frauded by some one else. Every time a technology is change
to be better for human needs in their life. Then, we
must learn how to use those facilities and machines well to help us in our activities
and work more easy.
The other purpose of education is to make a good sosial interaction
between people. If we don’t have any knowledge, we won’t have some politeness
behaviour to talk with some one. We look at the an educated people and an
unaducated people who are talking each other, maybe difficult to make an
interaction between them because there is no good connection on their talk. Maybe
one of them didn’t know how to receive the idea because they have no education
or knowledge. That relation in human society is important for our life. If we
knew some thing more than our society, we would be respected and appreciated in
our environment.
The next purpose is to develop our self as a human being and develop
our country. We have to know which one of this world must be guarded. Every
people need to safe their self and their world as their needs in life. Then, we
must learn to make our self better and keep our world safely. Maybe many people make some air
damage in our country but I think they have some reasons why they did it. So we
as a good people have to keep our world from that breakage.
The important thing of education is to make our selves think about many
things we find in our life. If the people don’t think any thing, they will be
an abnormal people like a crazy people. We as a normal people have to think many
things we deal in our life like to think our lesson and our problem. If we
don’t have any education and knowledge, we will fail or give up because we
don’t know what we are going to do in our life.
Those are the purposes why do people need education. Without any
education we are nothing in this life. We need it because every people have to
live and to develop their selves better than before. This education is also to
complete our life as human being.
Rabu, 29 Oktober 2014
Selasa, 28 Oktober 2014
SELF IDENTITY
My name is Nikmatul Khoiriah. I was born in Teluk Dalem, January 30th 1994. Now I am Twenty years old. I live with my parents on Jln. Abdul latief Yasin No.10 RT/RW 023/009 Teluk Dalem Mataram Baru Lampung Timur. I live in a boarding house also as my second house in Bandar lampung at Wisma Moris Jln. Bumi Manti Gg. M.Said RT 004 Lk 01 Kampung Baru Labuhan Ratu Bandar Lampung.
My father is Zainuri, and he is a teacher. My mother is Siti Nurul Hidayah, and she is a seller. I am the second child from three of my parent’s children. I have one old brother and one young brother. My old brother is Muhammad Umar Mustofa. He has got married and he has one daughter. My young brother is Nur Muhammad ikhwanudin, he is a student of the third semester at Brawijaya University.
When I was a child, I didn’t take a kindergarten school. But I immediately entered to elementary school at MI Darul Huda Sumber Sari. After that I continued my study at MTS Darul Huda Sumber Sari with Islamic Boarding School program. After I graduated from my junior high school, I continued my study to senior high school at Gontor Modern Islamic Boarding School in Kediri East Java. This is my experience how to live so far from my family, and to be own master of my self. After I finished my study at Gontor, I took a dedication at Mawaridussalam Modern Islamic Boarding School in Medan North Sumatera. This is one of the requirement to be graduate from my islamic boarding school. After I completed this dedication, I tried to follow some general test to enter the college. Then I accepted as a student at English Department study program of Lampung University.
Every day I go to campus with my friend to study, except on the weekend. We have our weekend for three days from Friday to Sunday. On the Saturday I teach some lesson at As sya’roniyah junior high school in my hometown. So that every week I must go home to teach the students. I think this is not for taking a job, but to learn how to be a teacher.
My hobby is watching movies in my spare time. I like to watch korean movies and hollywood movies. I think that korean movies and hollywood movies are interesting, because the plots are not estimated, and it’s action is very good and challenging.
In my life, I have a dream to be an English Department lecturer. That’s why I take this study program, and I hope this dream come true. My other purposes of life are to be a success woman who can give others people a job to help them. But the important thing is to make my parent’s life delighted in their old ages.
Minggu, 13 Februari 2011
mnjual pahala
Maya Kusdiantini 11 Februari jam 18:12 Balas • Laporkan
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-hadid: 16)
Maha Suci Allah yang menggantikan malam dengan siang dan sore pun menyongsong malam. Hari berlalu menyusun pekan. Hitungan bulan-bulan pun membentuk tahun. Tanpa terasa, pintu ajal kian menjelang. Sementara, peluang hidup tak ada siaran ulang.
Siap atau tidak, waktu pasti akan meninggalkan kita
Sejauh apa pun satu tahun ke depan jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu. Karena waktu yang berlalu, walaupun satu detik, tidak akan bisa dimanfaatkan lagi. Ia sudah jauh meninggalkan kita.
Begitu pun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Pagi ini adalah pagi ini. Kalau datang siang, ia tidak akan pernah kembali. Kalau kesempatan di pagi ini lewat, hilang sudah momentum yang bisa diambil. Karena, belum tentu kita bisa berjumpa dengan pagi esok.
Itulah yang pernah menggugah Umar bin Abdul Aziz. Suatu malam, karena sangat lelah, Umar menolak kunjungan seorang warga. “Esok pagi saja!” ucapnya spontan. Khalifah Umar berharap esok pagi ia bisa lebih segar sehingga urusan bisa diselesaikan dengan baik.
Tapi, sebuah ucapan tak terduga tiba-tiba menyentak kesadaran Khalifah kelima ini. Warga itu mengatakan, “Wahai Umar, apakah kamu yakin akan tetap hidup esok pagi?” Deg. Umar pun langsung beristighfar. Saat itu juga, ia menerima kunjungan warga itu.
Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.” (Al-Ashr: 1-2)
Siap atau tidak, jatah waktu kita terus berkurang
Ketika seseorang sedang merayakan hari ulang tahun, sebenarnya ia sedang merayakan berkurangnya jatah usia. Umurnya sudah berkurang satu tahun. Atau, hari kematiannya lebih dekat satu tahun. Dalam skala yang lebih luas, pergantian tahun adalah berarti berkurangnya umur dunia. Atau, hari kiamat lebih dekat satu tahun dibanding tahun lalu.
Ketika jatah-jatah waktu itu terus berkurang, peluang kita semakin sedikit. Biasanya, penyesalan datang belakangan. “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (Al-Fajr: 23-24)
Tak banyak yang sadar, begitu banyak peluang menghilang
Kadang, seseorang menganggap biasa mengisi hari-hari dengan santai, televisi, dan berbagai mainan. Bahkan ada yang bisa berjam-jam bersibuk-sibuk dengan video game. Sedikit pun tak muncul rasa kehilangan. Apalagi penyesalan.
Padahal kalau dihitung, amal kita akan terlihat sedikit jika dibanding dengan kesibukan rutin lain. Dengan usia tiga puluh tahun, misalnya. Selama itu, jika tiap hari seorang tidur delapan jam, ternyata ia sudah tidur selama 87.600 jam. Ini sama dengan 3.650 hari, atau selama sepuluh tahun. Dengan kata lain, selama tiga puluh tahun hidup, sepertiganya cuma habis buat tidur.
Jika orang itu menghabiskan empat jam buat nonton televisi, setidaknya, ia sudah menonton televisi selama 43.200 jam. Itu sama dengan 1.800 hari, atau lima tahun. Bayangkan, dari tiga puluh tahun hidup, lima tahun cuma habis buat nonton teve. Belum lagi urusan-urusan lain. Bisa ngobrol, curhat, ngerumpi, jalan-jalan, dan sebagainya.
Lalu, berapa banyak porsi waktunya buat ibadah? Kalau satu salat wajib menghabiskan waktu sepuluh menit, satu hari ia salat selama lima puluh menit. Ditambah zikir dan tilawah selama tiga puluh menit, ia beribadah selama delapan puluh menit per hari. Jika dikurangi sepuluh tahun karena usia kanak-kanak, ia baru beribadah selama 1.600 jam. Atau, 1,8 persen dari waktu tidur. Atau, 3,7 persen dari lama nonton teve.
Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyak waktu berlalu tanpa nilai. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (Al-Ashr: 1-3)
Tak seorang pun tahu, kapan waktunya berakhir
Tiap yang bernyawa pasti mati. Termasuk, manusia. Kalau dirata-rata, usia manusia saat ini tidak lebih dari enam puluhan tahun. Atau, setara dengan dua belas kali pemilu di Indonesia. Waktu yang begitu sedikit.
Saatnya buat orang-orang beriman memaknai waktu. Biarlah orang mengatakan waktu adalah uang. Orang beriman akan bilang, “Waktu adalah pahala!”
http://www.dakwatuna.com/
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-hadid: 16)
Maha Suci Allah yang menggantikan malam dengan siang dan sore pun menyongsong malam. Hari berlalu menyusun pekan. Hitungan bulan-bulan pun membentuk tahun. Tanpa terasa, pintu ajal kian menjelang. Sementara, peluang hidup tak ada siaran ulang.
Siap atau tidak, waktu pasti akan meninggalkan kita
Sejauh apa pun satu tahun ke depan jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu. Karena waktu yang berlalu, walaupun satu detik, tidak akan bisa dimanfaatkan lagi. Ia sudah jauh meninggalkan kita.
Begitu pun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Pagi ini adalah pagi ini. Kalau datang siang, ia tidak akan pernah kembali. Kalau kesempatan di pagi ini lewat, hilang sudah momentum yang bisa diambil. Karena, belum tentu kita bisa berjumpa dengan pagi esok.
Itulah yang pernah menggugah Umar bin Abdul Aziz. Suatu malam, karena sangat lelah, Umar menolak kunjungan seorang warga. “Esok pagi saja!” ucapnya spontan. Khalifah Umar berharap esok pagi ia bisa lebih segar sehingga urusan bisa diselesaikan dengan baik.
Tapi, sebuah ucapan tak terduga tiba-tiba menyentak kesadaran Khalifah kelima ini. Warga itu mengatakan, “Wahai Umar, apakah kamu yakin akan tetap hidup esok pagi?” Deg. Umar pun langsung beristighfar. Saat itu juga, ia menerima kunjungan warga itu.
Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.” (Al-Ashr: 1-2)
Siap atau tidak, jatah waktu kita terus berkurang
Ketika seseorang sedang merayakan hari ulang tahun, sebenarnya ia sedang merayakan berkurangnya jatah usia. Umurnya sudah berkurang satu tahun. Atau, hari kematiannya lebih dekat satu tahun. Dalam skala yang lebih luas, pergantian tahun adalah berarti berkurangnya umur dunia. Atau, hari kiamat lebih dekat satu tahun dibanding tahun lalu.
Ketika jatah-jatah waktu itu terus berkurang, peluang kita semakin sedikit. Biasanya, penyesalan datang belakangan. “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: ‘Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (Al-Fajr: 23-24)
Tak banyak yang sadar, begitu banyak peluang menghilang
Kadang, seseorang menganggap biasa mengisi hari-hari dengan santai, televisi, dan berbagai mainan. Bahkan ada yang bisa berjam-jam bersibuk-sibuk dengan video game. Sedikit pun tak muncul rasa kehilangan. Apalagi penyesalan.
Padahal kalau dihitung, amal kita akan terlihat sedikit jika dibanding dengan kesibukan rutin lain. Dengan usia tiga puluh tahun, misalnya. Selama itu, jika tiap hari seorang tidur delapan jam, ternyata ia sudah tidur selama 87.600 jam. Ini sama dengan 3.650 hari, atau selama sepuluh tahun. Dengan kata lain, selama tiga puluh tahun hidup, sepertiganya cuma habis buat tidur.
Jika orang itu menghabiskan empat jam buat nonton televisi, setidaknya, ia sudah menonton televisi selama 43.200 jam. Itu sama dengan 1.800 hari, atau lima tahun. Bayangkan, dari tiga puluh tahun hidup, lima tahun cuma habis buat nonton teve. Belum lagi urusan-urusan lain. Bisa ngobrol, curhat, ngerumpi, jalan-jalan, dan sebagainya.
Lalu, berapa banyak porsi waktunya buat ibadah? Kalau satu salat wajib menghabiskan waktu sepuluh menit, satu hari ia salat selama lima puluh menit. Ditambah zikir dan tilawah selama tiga puluh menit, ia beribadah selama delapan puluh menit per hari. Jika dikurangi sepuluh tahun karena usia kanak-kanak, ia baru beribadah selama 1.600 jam. Atau, 1,8 persen dari waktu tidur. Atau, 3,7 persen dari lama nonton teve.
Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyak waktu berlalu tanpa nilai. Maha Benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.” (Al-Ashr: 1-3)
Tak seorang pun tahu, kapan waktunya berakhir
Tiap yang bernyawa pasti mati. Termasuk, manusia. Kalau dirata-rata, usia manusia saat ini tidak lebih dari enam puluhan tahun. Atau, setara dengan dua belas kali pemilu di Indonesia. Waktu yang begitu sedikit.
Saatnya buat orang-orang beriman memaknai waktu. Biarlah orang mengatakan waktu adalah uang. Orang beriman akan bilang, “Waktu adalah pahala!”
http://www.dakwatuna.com/
Langganan:
Postingan (Atom)