Rabu, 09 Juni 2010

Sekeping Hati Di Kandangan

Oleh : Nurul Hidayah Sidar


Pulanglah.. ayah membutuhkanmu !!!
Kata-kata Bang Fahmi kembali terngiang di telingaku.Andai saja bukan karna mereka ,sudah dari awal kutinggalkan tempat ini .

“Kak . . .kak. . .Sari ngaji donk . . .!”

Sari seorang muridku membuyarkan lamunanku.

“oh . . .sini sayang!!”kusambut ajakannya dengan tersenyum.Segera dia mengeluarkan Al-qur’an mungil dari tas birunya .Tak lama kemudian Farhan datang dan duduk manis di samping Sari,menunggu giliranya.

Ku perhatikan sekeliling.. anak-anak sholeh generasi bangsa,gumamku pelan. Kalau aku pergi tentu tenaga kerja di Tpa ini akan berkurang . bayangkan saja pengajarnya hanya aku dan mbak Rina kalau aku kutinggalkan medan jihad ini? Ah……. Terlalu berat !!

“Asya ..kita pulang!!”

“ ya mbak…..”

Kami menulusuri lorong-lorong kampung dengan sepeda. Masjid ar -Rahim yang kami gunakan sebagai Tk-TPA memang tak terlalu jauh dari rumah kost kami.

“ Asya… besok aku ada acara di alun-alun , kamu bisa mengajar sendiri kan ?,” Tanya mbak rina padaku .

“ eng… bisa mbak...,”

“ terima kasih….,”jawabnya tersenyum

Dan satu hal yang tak bisa ku mengerti mengapa aku masih bertahan di dusun ini. Setelah kkn-ku selesai sebulan yang lalu, aku masih berada disini, apa karena aku simpatik pada perjuangan gigih mbak rina sehingga aku ikhlas membantunya , atau karena aku telah jatuh hati pada anak-anak kampung itu. Entahlah ..

*******************

“kak….aris gag masuk lagi….,” adu sefty padaku.

Sudah seminggu aris tidak datang ke masjid ini. Padahal anak itu paling semangat mengaji. Aris yang selalu datang paling awal dengan sepeda ontelnya. Namun…. Kemana di a sekarang ?

“ada yang tau kenapa aris tidak masuk?.” Tanyaku
semua muridku diam, salilng menatap satu sama lainnya.

“ aris gag boleh ngaji lagi kak,,.” Ujar ryan,

“ iya kak,,, kalau aris ngaji lagi ntar dipukul sama ibunya…..,”

Farhan menambahkan .

“kok bisa ?....” tanyaku tak paham .

“ ibunya kan dukun kak……” jelas farhan yang membuatku kaget.

“ dukun ? ibunya aris dukun?.”

“pokoknya semacam paranormal kak, terus Aris gag boleh ngaji lagi bareng kita.”

Aku menghela nafas.. Aris…. Betapa ku butuh kekuatan yang besar tuk menolong bocah itu.
Selesai mengajar kusempatkan tuk singgah dirumah aris, aku ingin kepastian kabar tentangnya.

“aris…..,” sapaku ketika melihatnya sedang bermain bersama teman-temanya.

“ eh….. kak Asya…..” segera dia menghampiriku.

Wajahnya tersipu malu melihatku.mungkin karena aku memergokinya bolos mengaji hari ini.

“ kak….. maafin aris…. Aris gag ngaji lagi….,”Katanya pelan

“ ohh….. itu gag pa-pa …. Tapi besok aris harus ngaji yang ,,,,, katanya mau seperti aa gym,,,,,.”
Aris menunduk ….aku jadi kasihan melihatnya.

“ariiiiiissss……,”
Teriakan dari dalam rumah aris mengagetkan kami .

“ya..buuu…, sebentar kak, aris masuk dulu…,” pamitnya padaku.

Seorang wanita muda keluar, wajahnya kelihatan berang. Di gamitnya tangan aris kasar, menyeretnya masuk ke rumahnya yang besar.

“ sebentar !!! kamu yang mengajari aris mengaji?” wanita itul kini dihadapanku” iya bu…..,”

“ mulai sekarang aris berhenti , dia tak perlu hal-hal seperti itu. Ini cukup kan ……,” dia mengeluarkan sebuah amplop.

“ bu…. Saya tak mengerti…..,” ucapku.

“ini tanda terima kasih karena sudah mengajarkan anak tiri saya mengaji…..,”ujarnya seraya berlalu.

Aku menelan ludah, pahit hatiku sakit . dia pikir apa aku , aku bertahan didusun terpencil ini bukan untuk mencari isi amplop itu, aku menangis.

********************************

“Mbak rin, Besok aku pulang…. Maafkan aku mbak Tapi ayahku sakit, beliau membutuhkanku…..,”Ujarku perlahan.

Mbak rina menatapku dalam, aku tak tahu arti tatapannya, tapi….

“pulanglah….,” katanya singkat.

“ maafkan aku mbak,,,aku benar-benar tak berniat meninggalkan mbak Mengajar sendiri…..,”air mataku mulai meleleh. Aku tak kuat.

“ aku tak pernah berpikir seperti itu syah…. Pulanglah… itu sudah hakmu… toh aku bisa mencari partner yang lain.. pulanglah!!!!,”

Aku memeluk mbak rina ,inilah Figur muslimah sejati. Wanita berhati ikhlas yang kukagumi.Mbak rina, kakak kelasku yang baik hati, selalu setia membantuku hingga saat ini.

“ tapi bagaimana dengan aris mbak?,”

“ah… aku tidak tahu….aku juga bingung…,”

*************************************
Senja di kandangan menemani perpisahanku dengan anak-anak, ah…. Sedihnya meninggalkan dusun ini rupanya tak terbayangkan olehku sebelumnya.
Namun saat ku palingkan wajahku ke jendela, ku lihat aris bersama ibunya, Sebaiknya aku pamit….

“ bu… aris ,,,,sebentar….,” aku berlari menuju mereka.

“ eh kak asyah,ada apa?” sapa aris padaku .

“ ini,,,, kakak mau pamit, kakak mau balik ke bogor, mohon maaf kalau kakak punya salah sama aris atau ibu….,”

“ oh…. Jadi nggak ngajar lagi yang mbak, baguslah!! Kami juga mau kegereja dulu…. Mari ,” ujar ibu aris.

“ gereja… maksud ibu?..

” apakah ibu sudah berpindah agama?.”

“ seperti itulah…. Dan saya akan jadikan aris pelayan tuhan, mbak….. ,” pamit ibu aris .

“ aris….?.” aku menggumam pelan.

Ibu beranak itu beranjak dari hadapanku. Ku lihat bayangan tubuh kecil itu. Maafkan aku aris…. Aku tak bisa menolongmu. Setetes air mata membasahi pipiku menyesali ketidakberdayaanku. Allah..pinjamkan ku sedikit kekuatan menghadapi hidup fana ini. Ku mohon..

********************************