Jumat, 07 November 2014

Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya

CERITA NYATA YANG SANGAT MENGHARUKAN

*just share, semoga dapat kita ambil pelajaran dari kisah ini. So heartwarming... -_-


”Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus”

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.
Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.
Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”
“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.
Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!.

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”
Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Itulah Cerita Nyata Yang sangat Sedih dan Mengharukan,
Semoga peristiwa ini bisa membuat kita belajar bersyukur dengan apa yang kita miliki,sebab :
Apa yang kita harapkan belum tentu kita dapatkan dan
apa yang kita dapatkan belum tentu itu yang kita harapkan ,
Tapi Percayalah Tuhan pasti memberikan Kita yang terbaik
(untuk/menurut kita dan untuk/menurut orang-orang yg kita cintai)

She is ..

ini katanya sih, yaa bener gaknya tergantung yang usaha :)

If she's amazing, she won't be easy. If she's easy, she won't be amazing. If she's worthy, you won't give up. If you give up, you aren't worthy.
The truth is everyone is going to hurt you, All you gotta do is finding the ones worth suffering for.

Kamis, 06 November 2014

My Unforgotable Moment

When I was eleven years old, I once fell from my bike. After getting a new bicycle from my father, I was very happy for I had a new bicycle. Then, I always rode my bicycle with my friends to go to around my village. Every day we rode our bicycle to go to school together.
One day, in the early morning when I wanted to go to school, I left my home after breakfast. My friends had waited for me to go to school together. There is a little down way in front of my house for a motorcycle or a bicycle. Then, I passed it with front brake of my bicycle. Actually, my bicycle turned up and fell flip over on the ground. I felt my left hand was broken in that time. So, I cried loudly till my parents very shocked and confused.
My father immediately brought me to go to the midwife. In my village, the doctor was so far in the another village. So, the Midwife checked my hand and she said to my father to bring me to the masseur. Then, he brought me to the masseur and the masseur said that my hand was bent. He massaged my hand until my hand well.
For that accident, I did n’t enter class for one week. After getting well, I went school with my father every day for he is a teacher in my school also. My father forbade me to ride bicycle for sometimes. So I could n’t have ridden my bicycle again with my friends a long time. And I felt so sad when I saw my friends rode their bicycle. It was a long time to get my hand well like a usual. Sometimes, I fell traumatic  if I ride a bicycle.
That was an unforgotable moment in my life. Actually, I really miss my childhood so much  and I miss to ride bicycle together with my friends.

Jumat, 31 Oktober 2014

BIMBINGAN DAN KONSELING

( BIMBINGAN KONSELING )
PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA ANAK


           
OLEH :
NIKMATUL KHOIRIAH
1313042056












PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014


A.    PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING SECARA PRIBADI DAN KELOMPOK
Pengertian Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
Pengertian Konseling Pribadi
Konseling pribadi atau individual adalah merupakan salah satu pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor.
Pengertian Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang di selenggarakan dalam suasana kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok, serta terdapat hubungan konseling yang hangat, terbuka, permisif dan penuh keakraban.hal ini merupakan upaya individu untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat preventif dan perbaikan. Sebab, pada konseling kelompok juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah, kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.

B.     CONTOH KASUS PADA ANAK

1.      KASUS ANAK YANG KECANDUAN VIDEO GAME
Andi adalah seorang siswa SMP kelas 2, sebenarnya ia anak yang berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, anak berusia 12 tahun ini tidak pernah bisa lepas dari permainan video game yang memang sudah menjadi kegemarannya sejak masih kecil.
Belakangan, saking asyiknya memainkan video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah. Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk.
o   Penyelesaian
Seperti yang kita ketahui bahwa anak – anak memang menyukai game atau permainan. Pada zaman sekarang ini banyak kita temui anak – anak sudah bisa mengoperasikan alat elektronik seperti komputer dan handphone. Karena kita tahu bahwa salah satu tugas perkembangan anak smp adalah mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecendrungan karir. Pada saat ini, anak smp sudah belajar bagaimana cara mengoperasikan alat elektronik agar bisa mengembangkan bakat dan kemampuannya. Pada anak tersebut, ia beranggapan bahwa itu hanyalah sekedar hobi, tetapi hal ini semakin lama membuat anak tersebut kecanduan sehingga ia lebih memilih untuk bermain game daripada bermain dengan teman sebayanya dan mengganggu aktivitas belajarya sebagai seorang siswa. Untuk menyelesaikan masalah ini anak tersebut harus di bimbing melalui bimbingan kelompok dengan cara seperti :
1.      Sediakan waktu dan kebersamaan dengan anak lebih banyak, menemani anak di rumah. Jika Anda sangat sibuk, aturlah sedemikian rupa. Anggap saja anak anda sedang “sakit” dan perlu ditemani.
2.      Berusaha memahami kebutuhan anak, termasuk bahasa anak. Menyelami game-game yang dimainkan supaya bisa menjadi pintu masuk anda bicara dengan anak.
3.      Adakan pertemuan anggota keluarga di rumah, membuat aturan penggunaan komputer, segenap anggota keluarga wajib mematuhinya. Banyak orangtua, baik dari pihak ayah atau ibu melarang anak-anaknya menggunakan komputer, tapi mereka sendiri justru asyik ber-online ria, kirim email, bahkan main mahyong online, seperti anak kecil mencuri sayur yang baru matang di meja dan sebagainya. Karena itu, anak-anak pun menganggap kalau aturan yang dibuat itu khusus ditujukan kepada mereka, sehingga mereka pun berontak. Jika seluruh anggota keluarga mematuhi aturan penggunaan komputer, maka anak-anak yang kecandua game juga tidak akan berdaya karena terikat aturan yang disepakati bersama.
4.      Jika membatasi anak-anak online tapi juga memaksanya belajar, hasilnya pasti buruk. Sebaiknya atur beberapa kegiatan keluarga atau hobi lainnya yang dapat menarik perhatian anak-anak untuk meninggalkan meja komputer sejenak, pasti akan menghasilkan efek yang tak terbayangkan. Misalnya bermain bersama, main bola, jalan santai, atau main kartu dan sebagianya, selain bermanfaat secara jasmani dan rohani juga dapat meningkatkan interaksi antara sesama anggota keluarga, dan efek terapi sebagai pengganti ini biasanya bermanfaat positif bagi segenap anggota keluarga.

2.      KASUS ANAK YANG SULIT BERGAUL
Iqbal adalah anak siswa kelas 2 SD, ia adalah murid yang selalu minder dengan teman – temannya. Ia lebih suka duduk menyendiri pada saat anak yang lain bermain dengan teman - temannya. Setelah di selidiki ternyata ia terbiasa sendiri saat dirumah dan hanya ada pembantu, orang tuanya memang jarang dirumah karena sibuk bekerja menyebabkan ia sulit untuk berteman dan lebih suka menyendiri.
o   Penyelesaian
Dalam kasus ini ada sebab akibat yang ditimbukan oleh keadaan sekitar anak tersebut. Hal itu disebabkan oleh kurangnya interaksi didalam keluarga sehingga menyebabkan anak tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain seperti teman sebayanya. Anak menjadi seperti malu dan sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Perasaan malu tersebut yang semakin lama membuat anak tersebut menjadi sulit untuk mempunyai teman dan bergaul dengan orang lain. Hal ini menggangu adanya tugas perkembangan anak yaitu Belajar bergaul dengan teman sebaya dan Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. Untuk membantu anak tersebut mengatasi perasaan malunya, ketika dirinya hendak berinteraksi sosial atau bergaul, maka hal-hal yang perlu kita lakukan memberikan konseling secara kelompok dengan mengarahkan orang – orang disekitarnya agar membantunya bersosialisasi dan membimbing orang tuanya agar lebih memperhatikan anaknya dengan cara:
1.      Sering-sering mengajak anak berinteraksi atau berbicara.
Di sela-sela waktu kita harus aktif mengajak anak bicara. Bicara tentang apa saja. Meskipun anak tidak menjawab, teruslah berusaha. Bertanya tentang kagiatan di rumah, tentang keluarga, makanan kesukaan dan sebagainya. Mungkin awalnya cara ini tidak berhasil. Tapi kita harus melakukanya secara rutin. Jika terlihat anak mulai mau tersenyum saat kita ajak bicara, maka itulah awal keberhasilan kita. Artinya anak itu mulai nyaman. Berhentilah berbicara sebelum anak bosan. Cobalah ajak bicara lagi di lain waktu mungkin dengan topik yang berbeda pula.
2.      Berusaha memahami kecemasan anak.
Kita harus mengetahui pemicu perasaan malu anak, apakah bersumber dari rasa bersalah atau karena merasa kurang percaya diri atau merasa kemampuannya yang kurang dan di bawah standar. Jika kita telah mengetahui sumber pemicu perasaan malu anak, maka kita perlu memberi dukungan emosional pada anak, agar dirinya memiliki keberanian untuk berinteraksi dan menepis perasaan malu anak tersebut.
3.      Membantu anak untu lebih mengenal dirinya.
Pujian adalah sumber kekuatan yang dapat membangkitkan rasa percaya diri anak. Kita dapat menunjukkan atau menyebutkan sesuatu yang dimiliki anak. Dengan menunjukkan kelebihan yang dimiliki anak dapat membangkitkan kekuatan dan keberanian anak menjadi modal anak untuk tampil lebih percaya diri. Anak yang menyadari dirinya mempunyai kekuatan atau kelebihan, berarti dirinya siap untuk dapat bersosialisasi dan berkumunikasi dengan orang lain.
4.      Mengajarkan anak untuk mahir bertanya dan bersikap terbuka.
Kita pun perlu membimbing anak, bagaimana cara bertanya atau etika bertanya yang baik, agar orang yang ditanya tidak tersinggung, jengkel atau marah. Bagaimana cara bertanya dengan santun dan nada suara yang tidak menyinggung perasaan orang yang ditanya.
5.      Untuk besikap lebih adaptif dan agresif.
Untuk bersikap lebih agresif dan adaptif maksudnya adalah membantu anak untuk memiliki keberanian dalam membangun serangkaian relasi pertemanan dengan teman bermainnya. Kita dapat membimbing dan mendorong anak untuk selalu aktif memulai pendekatan-pendekatan pada temannya dengan menepis perasaan tak enaknya, sungkannya dan takutnya. Untuk itu, anak membutuhkan kemahiran menyapa, menegur atau bertanya.
6.      Mau berempati.
Kita dapat melatih anak untuk memiliki empati terhadap orang lain, agar anak memiliki dasar perilaku sosial. Anak kita biasakan untuk mengenal, memahami dan menanggapi perasaan, pikiran dan pengalaman orang lain, agar terbentuk dalam diri anak perasaan sense belonging (Perasaan Kebersamaan), sehingga anak mudah tersentuh dan peduli terhadap kebutuhan orang lain.
7.      Membiasakan anak berada ditengah – tengah teman sebayanya.
Untuk membiasakan anak senang bergaul atau berteman, maka anakpun mutlak dibiasakan berada di tengah-tengah teman sebayanya, untuk bermain dan sebagainya, seperti di play group atau di lingkungan sebaya seputar tempat tinggalnya. Anak kita latih dan biasakan menghadapi bermacam-macam karakter anak. Dengan sendirinya anak belajar berinteraksi, bermain dan beradaptasi dengan bermacam-macam karakter anak.
8.      Mengembangkan sikap toleransi anak dalam berteman.
Agar anak dapat bermain dengan asyik dengan teman-temannya, maka anak kita arahkan tidak boleh memaksakan kehendaknya pada temannya. Anak harus dapat memperhatikan dan mendengar keinginan-keinginan temannya. Begitu juga, anak diarahkan, agar dapat menghargai pendapat temannya.

3.      KASUS ANAK YANG KURANG SOPAN TERHADAP ORANG LAIN
Ada sebuah permasalahan yang dialami oleh seorang ibu yang mempunyai anak yang sulit diatur, ia suka membantah dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Berikut adalah deskripsi kasus yang ditullisnya,
 “Anak saya berusia 7 th, namun saya pusing dengan kata2nya pada saat dia marah pada temannya. Saya dan ayahnya kaget luar biasa karena pada saat kami berlibur dengan keluarga besar dan dia marah dengan sepupunya dia mengungkapkan dengan kata- kata yang kasar dan tidak sopan. Kami sangat malu, dan sungguh itu pengalaman pertama kami mendengarnya, selama ini tidak pernah. Saya mulai menyelidiki dari mana dia mendapat kata2 tsb, ternyata dari teman2nya di sekolah dan salah satunya adalah temannya yang selalu bermain ke rumah kami setiap pulang sekolah, bahkan bisa sampai satu harian di rumah kami, kalau tidak kami suruh pulang anak tsb tidak pernah mau pulang dan itu pun susah sekali.”
o   Penyelesaian
Pada anak tersebut, masih bisa dikatakan bahwa tingkahnya masih seperti anak normal lainnyaa. Tetapi, ia belum terlalu mengetahui hal – hal yang baik yang harus dikatakan pada saat berkata dengan orang lain yang harus lebih dihormati. Ia mengalami gangguan dalam menerapkan tugas perkembangan yaitu mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. Dalam hal ini, ia harus lebih banyak dibimbing secara kelompok dengan cara memanfaatkan orang terdekatnya agar mengajari bagaimana berperilaku yang kebih sopan kepada orang lain dalam perkataan dan juga perbuatan. Hal ini juga bisa dibantu dengan cara :
1.      Bimbing anak mengucapkan “terima kasih” kepada orang-orang yang sudah memberinya pertolongan atau sesuatu, misalnya hadiah. Kata “tolong” saat akan meminta bantuan kepada orang lain. Kata “maaf” bila melakukan kesalahan, misalnya memukul teman.  Kata “permisi” bila akan melewati orang yang lebih tua atau masuk ke kamar orang lain.
2.      Jika ia tetap tidak mau mengucapkan, jangan permalukan anak di depan orang lain meski niat Anda adalah mengingatkan dan memintanya mengucapkan “terima kasih”.
3.      Gunakan cara yang halus untuk mengingatkan anak, misalnya dengan mengatakan, “Sepertinya kamu lupa, ya, mengucapkan terima kasih setelah Ayah berikan hadiah tadi”.
4.      Hindari menolak keinginan anak hanya karena ia tak mengucapkan kata "tolong".












Kamis, 30 Oktober 2014

Iniii salah satu tugas gw di sekolah wkwk..yapsss bikin essay ttg kenapa dan kenapa?..
gw pun gatau kenapa suruh bikin tugas kaya gini, ya gapapa lah namanya juga belajar wkwk >..<
Ini dia cekidot..
NB. kalo ada yg salah boleh bgt dikoreksi ;)

WHY DO PEOPLE NEED EDUCATION
Every day we get a new knowledge. After we born every people surrounding us have been educating many things. Automatically we get education from our parents, school, and our environment. We have to get this almost because we have to know every thing and there may have some purposes like :
We need education to prepare for work and fulfilling every aspects of life. We see that every people need education to support in their work. If they don’t have any knowledge in their mind, they will find difficulties to find a job. Every job needs people who have good mind and knowledge. For examples  we know that people who want to be a doctor or an architect, they need more knowledge how to get their occupations. Then, they must take some educations to reach their dreams.
The education is also for life supporting as a human being. It is like a food for our mind and our needs in our life Every people must know about the advancement of the era. People need to know many things like health, how to make some thing, how to use some technologies and engineering tools to help us in our work. Those technologies are like a gadget, a computer, transportation tools or machines in our house. This is why the people need to know every thing is important because if they don’t know the effects or the function of some thing, they will be frauded by some one else. Every time a technology is change to be   better for human needs in their life. Then, we must learn how to use those facilities and machines well to help us in our activities and work more easy.
The other purpose of education is to make a good sosial interaction between people. If we don’t have any knowledge, we won’t have some politeness behaviour to talk with some one. We look at the an educated people and an unaducated people who are talking each other, maybe difficult to make an interaction between them because there is no good connection on their talk. Maybe one of them didn’t know how to receive the idea because they have no education or knowledge. That relation in human society is important for our life. If we knew some thing more than our society, we would be respected and appreciated in our environment.
The next purpose is to develop our self as a human being and develop our country. We have to know which one of this world must be guarded. Every people need to safe their self and their world as their needs in life. Then, we must learn to make our self better and keep our world  safely. Maybe many people make some air damage in our country but I think they have some reasons why they did it. So we as a good people have to keep our world from that breakage.
The important thing of education is to make our selves think about many things we find in our life. If the people don’t think any thing, they will be an abnormal people like a crazy people. We as a normal people have to think many things we deal in our life like to think our lesson and our problem. If we don’t have any education and knowledge, we will fail or give up because we don’t know what we are going to do in our life.

Those are the purposes why do people need education. Without any education we are nothing in this life. We need it because every people have to live and to develop their selves better than before. This education is also to complete our life as human being.

Rabu, 29 Oktober 2014


assalamualaikum..
malem ini gw belajar tentang beowulf family -..-
gatau harus mulai dr mana, dan kayamana yang penting besok uts yookk
yaa semoga aja apa yg diliat di denger dan dipahamin bisa terjaga Aamiin hihi
wassalamualaikum :D

Selasa, 28 Oktober 2014

SELF IDENTITY

My name is Nikmatul Khoiriah. I was born in Teluk Dalem, January 30th 1994. Now I am Twenty years old. I live with my parents on Jln. Abdul latief Yasin No.10 RT/RW 023/009 Teluk Dalem Mataram Baru Lampung Timur. I live in a boarding house also as my second house in Bandar lampung at Wisma Moris Jln. Bumi Manti Gg. M.Said RT 004 Lk 01 Kampung Baru Labuhan Ratu Bandar Lampung.

My father is Zainuri, and he is a teacher. My mother is Siti Nurul Hidayah, and she is a seller. I am the second child from three of my parent’s children. I have one old brother and one young brother. My old brother is Muhammad Umar Mustofa. He has got married and he has one daughter. My young brother is Nur Muhammad ikhwanudin, he is a student of the third semester at Brawijaya University.

When I was a child, I didn’t take a kindergarten school. But I immediately entered to elementary school at MI Darul Huda Sumber Sari. After that I continued my study at MTS Darul Huda Sumber Sari with Islamic Boarding School program. After I graduated from my junior high school, I continued my study to senior high school at Gontor Modern Islamic Boarding School in Kediri    East Java. This is my experience how to live so far from my family, and to be own master of my self. After I finished my study at Gontor, I took a dedication at Mawaridussalam Modern Islamic Boarding School in Medan North Sumatera. This is one of the requirement to be graduate from my islamic boarding school. After I completed this dedication, I tried to follow some general test to enter the college. Then I accepted as a student at English Department study program of Lampung University.

Every day I go to campus with my friend to study, except on the weekend. We have our weekend for three days from Friday to Sunday. On the Saturday I teach some lesson at As sya’roniyah junior high school in my hometown. So that every week I must go home to teach the students. I think this is not for taking a job, but to learn how to be a teacher.

My hobby is watching movies  in my spare time. I like to watch korean movies and hollywood movies. I think that korean movies and hollywood movies are interesting, because the plots are not estimated, and it’s action is very good and challenging.

In my life, I have a dream to be an English Department lecturer. That’s why I take this study program, and I hope this dream come true. My other purposes of life are to be a success woman who can give others people a job to help them. But the important thing is to make my parent’s life delighted in their old ages.